Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Tambnas Shopee Collaboration
Tambnas Shopee Collaboration
Tambnas Shopee Collaboration

Pola Double Top dan Double Bottom: Indikator Reversal dalam Saham



Pola Double Top dan Double Bottom adalah dua pola yang sering digunakan dalam analisis teknikal saham sebagai indikator reversal atau pembalikan tren. Kedua pola ini dapat memberikan sinyal potensial untuk perubahan tren harga saham, baik dari tren naik menjadi tren turun (reversal bearish) atau dari tren turun menjadi tren naik (reversal bullish). Mari kita bahas lebih lanjut tentang pola Double Top dan Double Bottom sebagai indikator reversal dalam saham.

1. Double Top

Double Top adalah pola yang terbentuk setelah harga saham mengalami kenaikan dan mencapai level tertinggi (puncak), kemudian mengalami penurunan, menguji level tertinggi sebelumnya (puncak pertama), dan akhirnya kembali turun. Pola Double Top dapat dianggap sebagai indikator reversal bearish, yang menunjukkan bahwa tren naik sebelumnya kemungkinan akan berubah menjadi tren turun.

Ciri-ciri pola Double Top:
  • Terbentuk setelah harga saham mengalami kenaikan dan mencapai level tertinggi (puncak).
  • Terdiri dari dua puncak yang sejajar atau hampir sejajar.
  • Puncak kedua tidak melebihi puncak pertama.
  • Terjadi penurunan harga setelah puncak kedua menguji level tertinggi sebelumnya (puncak pertama).
Sinyal untuk entry dan exit:
  • Entry: Sinyal entry dapat terjadi ketika harga saham turun di bawah level support yang terbentuk setelah penurunan dari puncak kedua.
  • Exit: Sinyal exit dapat terjadi ketika harga saham turun lebih jauh setelah melewati level support, atau ketika harga saham tidak turun di bawah level support dan malah kembali naik di atas level resistance yang terbentuk dari puncak kedua.
2. Double Bottom

Double Bottom adalah pola yang terbentuk setelah harga saham mengalami penurunan dan mencapai level terendah (dasar), kemudian mengalami kenaikan, menguji level terendah sebelumnya (dasar pertama), dan akhirnya kembali naik. Pola Double Bottom dapat dianggap sebagai indikator reversal bullish, yang menunjukkan bahwa tren turun sebelumnya kemungkinan akan berubah menjadi tren naik.

Ciri-ciri pola Double Bottom:
  • Terbentuk setelah harga saham mengalami penurunan dan mencapai level terendah (dasar).
  • Terdiri dari dua dasar yang sejajar atau hampir sejajar.
  • Dasar kedua tidak lebih rendah dari dasar pertama.
  • Terjadi kenaikan harga setelah dasar kedua menguji level terendah sebelumnya (dasar pertama).
Sinyal untuk entry dan exit:
  • Entry: Sinyal entry dapat terjadi ketika harga saham naik di atas level resistance yang terbentuk setelah kenaikan dari dasar kedua.
  • Exit: Sinyal exit dapat terjadi ketika harga saham turun kembali di bawah level resistance, atau ketika harga saham terus naik dan membentuk level resistance baru yang lebih tinggi.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua pola Double Top atau Double Bottom akan menghasilkan pembalikan tren yang berhasil. Sebagai trader, Anda perlu mengkonfirmasi pola ini dengan menggunakan alat analisis teknikal lainnya, seperti indikator momentum, volume, atau pola candlestick, serta mempertimbangkan faktor fundamental dan sentimen pasar.

Berikut adalah beberapa strategi entry dan exit yang dapat digunakan berdasarkan pola Double Top dan Double Bottom:

Strategi Entry:
  • Entry pada pola Double Top: Setelah harga saham turun di bawah level support yang terbentuk setelah penurunan dari puncak kedua, Anda dapat membuka posisi short (jual) dengan stop loss yang ditempatkan di atas level resistance yang terbentuk dari puncak kedua. Anda juga dapat menunggu konfirmasi pola ini dengan menggunakan indikator momentum atau pola candlestick yang menunjukkan kelemahan harga, seperti bearish divergence atau formasi candlestick bearish seperti Evening Star atau Bearish Engulfing.

  • Entry pada pola Double Bottom: Setelah harga saham naik di atas level resistance yang terbentuk setelah kenaikan dari dasar kedua, Anda dapat membuka posisi long (beli) dengan stop loss yang ditempatkan di bawah level support yang terbentuk dari dasar kedua. Anda juga dapat mencari konfirmasi pola ini dengan menggunakan indikator momentum atau pola candlestick yang menunjukkan kekuatan harga, seperti bullish divergence atau formasi candlestick bullish seperti Morning Star atau Bullish Engulfing.

Strategi Exit:
  • Exit pada pola Double Top: Jika harga saham turun lebih jauh setelah melewati level support, atau jika harga saham tidak turun di bawah level support dan malah kembali naik di atas level resistance yang terbentuk dari puncak kedua, Anda dapat menutup posisi short Anda dengan stop loss atau trailing stop. Anda juga dapat menggunakan pengelolaan risiko yang bijaksana untuk mengunci keuntungan yang telah didapat.

  • Exit pada pola Double Bottom: Jika harga saham turun kembali di bawah level resistance setelah naik di atasnya, atau jika harga saham terus naik dan membentuk level resistance baru yang lebih tinggi, Anda dapat menutup posisi long Anda dengan stop loss atau trailing stop. Mengelola risiko dengan baik adalah penting dalam trading, sehingga Anda dapat melindungi modal Anda dan memperoleh keuntungan yang konsisten.

Dalam menggunakan strategi entry dan exit berdasarkan pola Double Top dan Double Bottom, penting untuk selalu mengikuti aturan manajemen risiko dan menguji strategi Anda dalam kondisi pasar yang berbeda. Tidak ada strategi yang sempurna, dan kerugian tetap merupakan bagian dari trading. Oleh karena itu, penting untuk selalu memiliki rencana manajemen risiko yang baik, serta terus belajar dan meningkatkan keterampilan trading Anda. Selamat bertrading!

Post a Comment for "Pola Double Top dan Double Bottom: Indikator Reversal dalam Saham"

Tambnas Shopee Collaboration
Tambnas Shopee Collaboration